Monday 25 June 2012

Transformasi Pendidikan




Assalamu’alaikum warahmatullah hi wabarakatuh....
Alhamdulillah Wa Syukru lillah Wa Kafa Bihi, Semua puji bagi Allah SWT yang dengan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya terlimpah pada kita. Sholawat serta salam semoga tercurahkan ke baginda Sang Revolusi Agung Nabiyyuna Rosulillah Muhammadin SAW Khotamin Nabiyyin, yang telah memberikan cahaya penerang dalam meniti langkah kehidupan, semoga kita mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah...Amin
 Transformasi budaya agaknya menjadi sesuatu yang sangat menakutkan sekaligus memilukan khususnya bagi masyarakat Islam, karena  efek  yang  ditimbulkan dari pergesaran tersebut ialah pergeseran nilai-nilai barat menuju nilai-nilai ketimuran (bangsa Islam). Perubahan itu merambah terhadap segmen yang ada di dalamnya yang berupa adat-istiadat, sistem etika, dan lain-lain yang semakin jauh dari system nilai dan pada akhirnya masyarakat Islam yang nota-benenya beradat ketimuran ini akan kehilangan pribadi yang santun sebagai ciri yang khasnya. Dengan kata lain, dapatlah ditarik benang merah bahwa banyak masyarakat Islam sekarang ini telah kehilangan jatidirinya dikarenakan terbawa arus modernisasi
.
Kalau kita lihat fenoma yang berkembang banyak sekali tradisi yang ada di negara Indonesia merupakan produk tiruan dari Negara barat. Produk ini bukan dikenalkan oleh bangsa kita sendiri, tetapi dari bangsa lain yang memiliki andil dari transformasi tersebut. Menilik lebih jauh, jika kira melihat kenyataan perkembangan yang terjadi pada generasi muda kita yang merupakan tulang punggung bangsa pada saat ini, justru kadang sangat mengecewakan. Pelanggaran-pelanggaran norma yang terjadi pada kalangan pelajar seperti: minuman keras, narkoba, pergaulan bebas, pencurian, perampokan, premanisme justru dikalangan kawula muda.
Masalah moral agaknya menjadi masalah yang sangat mendasar, karena merupakan perlambangan identitas suatu bangsa dan hal ini juga akan berhubungan dengan masa depan suatu bangsa pada gilirannya. Apabila corak yang ditampilkan oleh suatu bangsa adalah dominanitas kejelekannya, maka alamat bangsa tersebut akan hancur. Degadansi moral sebagai penyakit yang sangat ditakuti oleh kebanyakan bangsa bahkan oleh setiap kelompok manusia, agaknya sudah menjangkit pada Negara Kita. Masalah ini hendaknya menjadi keprihatinan bersama dan tentunya bentuk perhatian yang penuh dari semua pihak.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, agama dianggap mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka mengendalikan moral seseorang. Akan tetapi harus diingat bahwa itu semua bukanlah bahasa bibir semata, namun harus dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata, baik dalam lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga, lingkungan belajar atupun lingkungan berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut kita sebagai muslim dituntut bersikap obyektif terhadap eksistensi pondok pesantren dan lembaga lain yang berbasic agama, dalam kaitannya menjawab persoalan serta tantangan diatas, dalam kaitannya menjawab peroalan serta tantangan diatas, karena lembaga tersebut didalamnya menitik beratkan pada nilai-nilai moral yang berdasarkan syari’at agama Islam. Hal ini dipandang sangat penting dikarenakan realitas dilapangan menunjukkan bahwa fenomena yang berkembang saat ini banyak sekali tradisi-tradisi ketimuran yang merupakan identitas bangsa Islam sebagai manifestasi dari nilai-nilai akhlak-al-kalrimah, bergeser pada tradisi-tradisi jahiliyah yang merupakan tradisi bangsa barat yang nota-benenya merupakan bangsa non-Islam. Kalau hal ini tidak disikapi secara dewasa dan nyata, maka bukan tidak mungkin bangsa Islam akan kehilangan jati dirinya akhlak nan terpuji. Dari sini terlihat jelas, lembaga berbasic agama khususnya pondok pesantren menjawab problema tersebut, bahkan menjadi benteng terkuat sehingga melahirkan kader-kader manusia yang berbudi luhur, seperti halnya di lingkungan Yayasan Al-Asy’ariyyah dengan pusat kajian keagamaannya di PPTQ. Al-Asy’ariyyahnya.

No comments:

Post a Comment